Rabu, 20 Agustus 2014

Lamongan city




Sejarah Kota Lamongan


Dulu Lamongan merupakan Pintu Gerbang ke Kerajaan Kahuripan, Kerajaan Panjalu, Kerajaan Jenggala, Kerajaan Singosari atau Kerajaan Mojopahit, berada di Ujung Galuh, Canggu dan kambang Putih ( Tuban). Setelah itu tumbuh pelabuhan Sedayu Lawas dan Gujaratan (Gresik), merupakan daerah amat ramai , sebagai penyambung hubungan dengan Kerajaan luar Jawa bahkan luar Negeri.
Zaman Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur, Di Lamongan berkembang Kerajaan kecil Malawapati ( kini dusun Melawan desa Kedung Wangi kecamatan Sambeng ) dipimpin Raja Agung Angling darma dibantu Patih Sakti Batik Maadrim termasuk kawasan Bojonegoro kuno. Saat ini masih tersimpan dengan baik, Sumping dan Baju Anglingdarma didusun tersebut. Di sebelah barat berdiri Kerajaan Rajekwesi di dekat kota Bojonegoro sekarang.
Pada waktu Kerajaan Majapahit dipimpin Raja Hayam Wuruk (1350 -1389) kawasan kanan kiri Bengawan Solo menjadi daerah Pardikan. Merupakan daerah penyangga ekonomi Mojopahit dan jalan menuju pelabuhan Kambang Putih. Wilayah ini disebut Daerah Swatantra Pamotan dibawah kendali Bhre Pamotan atau Sri Baduga Bhrameswara paman Raja Hayam Wuruk ( Petilasan desa Pamotan kecamatan Sambeng ), sebelumnya. Di bawah kendali Bhre Wengker ( Ponorogo ). Daerah swatantra Pamotan meliputi 3 kawasan pemerintahan Akuwu , meliputi Daerah Biluluk (Bluluk) Daerah Tenggulunan (Tenggulun Solokuro) , dan daerah Pepadhangan (Padangan Bojonegoro).
Menurut buku Negara Kertagama telah berdiri pusat pengkaderan para cantrik yang mondok di Wonosrama Budha Syiwa bertempat di Balwa (desa Blawi Karangbinangun) , di Pacira ( Sendang Duwur Paciran), di Klupang (Lopang Kembangbahu) dan di Luwansa ( desa Lawak Ngimbang). Desa Babat kecamatan Babat ditengarahi terjadi perang Bubat, sebab saat itu babat salah satu tempat penyeberangan diantar 42 temapt sepanjang aliran bengawan Solo. Berita ini terdapat dalam Prasasti Biluluk yang tersimpan di Musium Gajah Jakarta, berupa lempengan tembaga serta 39 gurit di Lamongan yang tersebar di Pegunungan Kendeng bagian Timur dan beberapa temapt lainnya.
Menjelang keruntuhan Mojopahit tahun 1478M, Lamongan saat itu dibawah kekuasaaan Keerajaan Sengguruh (Singosari) bergantian dengan Kerajaan Kertosono (Nganjuk) dikenal dengan kawasan Gunung Kendeng Wetan diperintah oleh Demung, bertempat disekitar Candi Budha Syiwa di Mantup. Setelah itu diperintah Rakrian Rangga samapi 1542M ( petilasan di Mushalla KH.M.Mastoer Asnawi kranggan kota Lamongan ). Kekuasaan Mojopahit di bawah kendali Ario Jimbun (Ariajaya) anak Prabu Brawijaya V di Galgahwangi yang berganti Demak Bintoro bergelar Sultan Alam Akbar Al Fatah ( Raden Patah ) 1500 sampai 1518, lalu diganti anaknya, Adipati Unus 1518 sampai 1521 M , Sultan Trenggono 1521 sampai 1546 M.
Dalam mengembangkan ambisinya, sultan Trenggono mengutus Sunan Gunung Jati ( Fatahilah ) ke wilayah barat untuk menaklukkan Banten, Jayakarta, danCirebon. Ke timur langsung dpimpin Sultan sendiri menyerbu Lasem, Tuban dan Surabaya sebelum menyerang Kerajaan Blambangan ( Panarukan). Pada saat menaklukkan Surabaya dan sekitarnya, pemerintahan Rakryan Rangga Kali Segunting ( Lamong ), ditaklukkan sendiri oleh Sultan Trenggono 1541 . Namun tahun 1542 terjadi pertempuran hebat antara pasukan Rakkryan Kali Segunting dibantu Kerajaan sengguruh (Singosari) dan Kerajaan Kertosono Nganjuk dibawah pimpinan Ki Ageng Angsa dan Ki Ageng Panuluh, mampu ditaklukkan pasukan Kesultanan Demak dipimpin Raden Abu Amin, Panji Laras, Panji Liris. Pertempuran sengit terjadi didaerah Bandung, Kalibumbung, Tambakboyo dan sekitarnya.
Tahun 1543M, dimulailah Pemerintahan Islam yang direstui Sunan Giri III, oleh Sultan Trenggono ditunjuklah R.Abu Amin untuk memimpin Karanggan Kali Segunting, yang wilayahnya diapit kali Lamong dan kali Solo. Wilayah utara kali Solo menjadi wilayah Tuban, perdikan Drajat, Sidayu, sedang wilayah selatan kali Lamong masih menjadi wilayah Japanan dan Jombang. Tahun 1556 M R.Abu Amin wafat digantikan oleh R.Hadi yang masih paman Sunan Giri III sebagai Rangga Hadi 1556 -1569M Tepat hari Kamis pahing 10 Dzulhijjah 976H atau bertepatan 26 mei 1569M, Rangga Hadi dilantik menjadi Tumenggung Lamong bergelar Tumenggung Surajaya ( Soerodjojo) hingga tahun 1607 dan dimakamkan di Kelurahan Tumenggungan kecamatan Lamongan dikenal dengan Makam Mbah Lamong. Tanggal tersebut dipakai sebagai Hari Jadi Lamongan.
Setelah Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945, daerah Lamongan menjadi daerah garis depan melawan tentara pendudukan Belanda, perencanaan serangan 10 Nopember Surabaya juga dilakukan Bung Tomo dengan mengunjungi dulu Kyai Lamongan dengan pekikan khas pembakar semangat Allahu Akbar. Lamongan yang dulunya daerah miskin dan langganan banjir, berangsur-angsur bangkit menjadi daerah makmur dan menjadi rujukan daerah lain dalam pengentasan banjir. Dulu ada pameo “Wong Lamongan nek rendeng gak iso ndodok, nek ketigo gak iso cewok” tapi kini diatasi dengan semboyan dari Sunan Drajat, Derajate para Sunan dan Kyai “Memayu Raharjaning Praja” yang benar benar dilakukan dengan perubahan mendasar, dalam memsejahterahkan rakyatnya masih memegang budaya kebersamaan saling membantu sesuai pesan kanjeng Sunan Drajat “Menehono mangan marang wong kangluwe, menehono paying marang wong kang kudanan , menehono teken marang wong kang wutho, menehono busaono marang wong kang wudho”
Kabupaten Lamongan yang kini dikomandani H.Masfuk sebagai Bupati periode ke 2 dan H.Tsalis Fahmi sebagai wakil Bupati melejit bagaikan Sulapan dengan terobosannya yang menjadi perbincangan Nasional. Yang menonjol selama ini menjadi Ikon Wisata Bahari Lamongan (Lamongan Ocean Tourism Ressort), Lamongan Integrated Sharebased, Proyek Pelabuhan Rakyat, dan Proyek Lapangan Terbang dan Eksplorasi minyak Balong Wangi Sarirejo,memungkinkan datangnya investasi baik dari dalam negeri maupun investor luar negeri. Dengan tangan dinginnya PKL ditata rapi, Kelancara jalan desa dan pengairan ditata sedemikian rupa, termasuk memberikan Bea siswa bagi siswa dan mahasiswa berprestasi yang ekonominya kurang beruntung, dan nantinya jika telah menyelesaikan studynya bisa kembali dan menyumbangkan pikiran dan kemampuannya demi kemajuan Lamongan. Kegiatan HJL kali ini juga dumeriahkan oleh Dewan Kesenian Lamongan (DKL) parade Teater dan Pameran Senirupa kerja sama dengan STKW Surabaya di gedung Handayani tanggal 26 mei dilanjutkan Sarasehan seni rupa oleh Agus Koecing Surabaya, mengusung Peran dan perkembangan seni rupa jawa timur dan Management berkesenian(27 mei 2007).

Makanan Khas Kota Lamongan


Lamongan memang terkenal akan sotonya yang gurih. Salah satu ciri khasa dari soto lamongan adalah warnanya kuning berminyak ditambah aneka rempah di dalamnya. Selain itu, Soto Lamongan dikenal akan kuahnya yang kuning bening yang dibuat dengan menggunakan bumbu halus yang terdiri atas bawang putih, merica, ketumbar sangrai, kemiri sangrai dan kunyit. Dari sinalah tercipta kuah soto lamongan yang gurih dan khas.
Sedangkan untuk Isiannya ada suwiran daging ayam, irisan kol, tomat, daun bawang, mie bihun, dan irisan telur telur ayam. Biasanya, biasanya, soto Lamongan juga ditambahkan ceker ayam, kulit ayam dan sayap ayam untuk menambah mantap Soto Lamongan. Dan tak lupa, yang menjadikan Soto Lamongan punya cita  rasa yang khas adalah ditambahkannya serbuk kuning (koya) yang gurih yang dibuat dari kerupuk udang yang dihaluskan kemudian ditambahkan udang kering yang dibuburkan di atas kuah soto. Serbuk inilah yang jadi ciri khas soto Lamongan. Saat diaduk dengan kuah soto akan menjadi sedikit kental. Kuah soto Lamongan dibuat dari kaldu ayam asli. Supaya lebih nikmat, ada juga yang menambahkan udang pada kuahnya. Cara penyajiannya, nasi disajikan menyatu dengan soto dalam satu mangkuk. Soto Lamongan yang siap disajikan ditambahan bawang goreng, jeruk nipis dan sambal. Akan semakin lengkap dengan diiringi kerupuk udang yang renyah gurih.
2. Tahu Campur Lamongan

Tahu campur merupakan salah satu makanan khas lamongan yang cukup terkenal.Jika Anda memasuki wilayah kabupaten lamongan dari jalan raya surabya -gresik, Anda akan mendapatkan gapura selamat datang yang berbunyi "selamat datang di kota Lamongan, Kota Tahu Campur". Lamongan memang menyanjikan cukup banyaj kuliner yang khas. Selain Tahu campur, Lamongan juga terkenal akan Nasi Boranan lamongan dan juga Soto Lamongan. Untuk Anda yang tertarik untuk memasak tahu campur Lamongan.

3. Nasi Boranan Lamongan

Nasi boranan merupakan salah satu makanan khas lamongan. sebuah kabupaten di Jawa Timur. di luar Lamongan, Nasi boranan memang belum banyak dikenal, apalgi jika dibandingkan dengan ketenaran Soto Lamongan yang sudah terkenal bahkan hingga ke luar Jawa. Ya, mungkin karena memang makanan yang merakyat ini hanya dijual di daerah Lamongan saja. Anda tak akan menjumpai nasi boranan di tempat lain. Nasi ini disajikan biasa dan dijajakan secara lesehan di sekitar area pasar di Kabupaten Lamongan.
Nasi boranan, terdiri atas nasi, bumbu, lauk, rempeyek (sejenis krupuk berbahan tepung beras yang dibumbui dan digoreng). Bumbu dari nasi boranan terdiri atas rempah-rempah yang sudah di haluskan, serta lauk yang ditawarkan oleh penjual bervariasi, diantaranya adalah daging ayam, jeroan, ikan bandeng, ikan kutuk (gabus), telur dadar, telur asin, ikan sili, tahu dan tempe.

4. Wingko Babat 
Wingko Babat merupakan salah satu makanan khas Lamongan yang banyak dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Lamongan. Wingko adalah sejenis kue yang dibuat dari kelapa dan sejumlah bahan lainnya. Wingko sangat terkenal di pantai utara pulau Jawa. Kue ini biasanya banyak dijual di stasiun-stasiun kereta api, stasiun bus dan juga di toko-toko kue.
Di pulau Jawa, Wingko juga seringkali dujadikan oleh-oleh untuk keluarga, yang membuat kue yang satu ini terkenal. Wingko biasanya berbentuk bundar sedkit keras dan biasanya disajikan dalam keadaan hangat lalu dipotong-potong kecil. Wingko bisa dijual dalam bentuk bundar yang besar atau juga bisa berupa potongan wingko kecil yang dibungkus dengan kertas. Perpaduan gula dan kelapa membuat kue ini nikmat. Harga kue ini bisa bervariasi bergantung pada tempat menjualnya serta merek dari wingko tersebut. Wingko yang paling terkenal memang wingko Semarang. Hal ini yang menyebabkan banyak orang yang menduga kalau Wingko Babat juga berasal dari kota ini. Akan tetapi, sebenarnya wingko babat merupakan kue yang berasal dari Babat. Yakni sebuah daerah/kecamatan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Wingko punya peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi daerah
ini. Ada banyak perusahaan pengrajin wingko babat yang memperkerjakan banyak orang. Kelapa yang digunakan untuk bahan wingko ini diambil dari daerah sekitar di Babat. Saat ini wingko merupakan makanan yang terkenal di Babat dan menjadi oleh-oleh wajib saat Anda berkunjung ke Lamongan.


 Tempat Wisata Menarik di Lamongan Jawa Timur

1. Goa Maharani
Keadaan Goa Maharani di Lamongan Untuk tempat wisata ini terletak di kecamatan Paciran, di tepi jalur utama Pantura, Lamongan. Di tempat wisata ini sangat cocok bagi anda yang sangat menyukai indahnya wisata goa. Pemandangan goa kapur yang indah akan membuat anda merasa nyaman dan tenang berada di tempat ini. Di dalam goa, anda akan menjumpai keindahan stalaktit dan stalakmit yang memancarkan warna yang berbeda, bentuknya pun juga unik. Goa ini secara resmi dijadikan obyek wisata pada 10 Maret 1994.
2. Makam Sunan Drajat dan Makam Sunan Sendang Duwur
Komplek Makam Sunan Drajat Lamongan Apabila anda ingin mencari tujuan tempat wisata religi, Makam Sunan Drajat dan juga Sunan Sedang Duwur dapat menjadi pilihan anda. Kedua makam penyebar agam Islam di pulau Jawa ini memiliki gaya bangunan yang sangat dipengaruhi oleh kerajaan Majapahit. Perlu untuk anda ketahui bahwa baik siang, malam ataupun pagi, tempat wisata ini selalu dipenuhi dengan wisatawan peziarah baik dari dalam negeri maupun manca negara. Di dekat makam pun terdapat museum yang menambah daya tarik dari tempat wisata religi ini.
3. Wisata Bahari Lamongan (WBL)
Wisata Bahari Lamongan Mendengar tempat wisata ini tentu bukan hal yang asing lagi untuk anda. Dahulu sebelum muncul WBL ini, tempat wisata yang bernama Tanjung Kodok memang sangat sepi oleh pengunjung. Setelah berubah wajah, kini WBL atau Jatimpark II ini menjadi wisata andalan untuk masyarakat kabupaten Lamongan pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Jika dilihat secara sepintas, WBL memang tak jauh berbeda dengan Pantai Ancol Jakarta. Namun, hal yang dapat anda lihat jelas perbedaannya adalah pada warna air laut di mana di WBL lebih biru dan sungguh enak untuk dipandang mata. Jika anda berlibur ke tempat ini, dijamin tidak akan menyesal karena berbagai wahana permainan dapat anda nikmati seperti banana boat, jetski, permainan air, rumah kucing, rumah sakit hantu, sarang bajak laut dan masih banyak lagi. Selain itu, berbagai fasilitas pun sangat memadai, seperti area parkir yang luas dan tempat belanja souvenir khas Jawa timur pun dapat dengan mudah anda temukan.
4. Pemandian Air Panas Brumbun
Pemandian Air Panas Brumbun Lamongan Pemandian Air Panas Brumbun ini berlokasi di Dusun Tepanas, Desa Kranji, Kecamatan Paciran, Lamongan. Suasana di sekitar tempat wisata ini masih sangat alami karena lokasinya yang masih berada di tengah hutan. Ada yang mengatakan dulunya daerah pemandian ini digunakan oleh para wali termasuk Sunan Drajat sebagai tempat bertapa. Pemandian Air Panas Brumbun ini tidak terlalu luas, hanya 5×10 meter akan tetapi tempat ini selalu dipenuhi pengunjung baik dari Kota Lamongan maupun dari luar kota seperti Malang, Madura, Bojonegoro dan kota lainnya.

sumber;
            
        klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar